Teraslampung.com — Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 9 Kota Bandarlampung lambat dalam menangani perundungan/bullying yang dialami siswinya. Salah seorang siswi korban perundungan sebut saja MR kelas 12 sudah dua minggu tidak masuk sekolah.
MR tidak mau masuk sekolah karena dibully oleh teman sekelasnya yang dimotori dua siswa pria berinisial Al dan Fr.
“Saya dibilang hama, sampai saat saya menerima MBG ada yang nyeletuk bilang kalau saya gak dapat MBG karena belum ngelist. Dan ketika saya mendapat MBG mereka bilang iyalah orang miskin pasti senang dapat makan gratis. Saat ada kerja kelompok mereka selalu ngomong kenapa harus ada saya. Mereka enggan satu kelompok dengan saya. Dan yang lebih parah lagi saya dituduh hamil,” ungkapnya dengan berlinang air mata.
Sementara ibu korban, Endang, mengungkapkan bahwa anaknya MR sudah dua minggu tidak mau masuk ke sekolah. Bahkan, beberapa waktu lalu MR sempat mengunci diri di kamar dan terlihat depresi.
“Dia (MR) sudah dua minggu tidak mau masuk ke sekolah. Sudah saya paksa tapi dia tetap tidak mau,” ungkapnya.
Di rumahnya yang masuk kategori Rumah tidak layak huni (RTLH) di Kelurahan Sukamenanti, Endang mengatakan bahwa anaknya sempat bercerita kalau dirinya jadi korban bullying oleh teman sekelasnya.
“Dia dibully. Makanya dia enggak mau masuk sekolah. Saya sempat menanyakan hal ini ke pihak sekolah. Infonya orang tua si pembully itu mau datang ke rumah kami untuk menyelesaikan masalah ini. Namun nyatanya sampai saat ini tak kunjung datang,” katanya.
“Saya sempat datang ke sekolah untuk mengkonfirmasi kejadian ini tapi pihak sekolah terkesan menutupinya. Salah satu guru menyangkalnya bahwa tidak ada yang membully anak saya, ” ungkap Endang dengan wajah kecewa.
Ibu dua anak itu menyayangkan pihak sekolah yang sampai saat ini terlihat tidak peduli/cuek dengan kejadian yang dialami putrinya.
“Sudah dua minggu siswa tidak sekolah seharusnya pihak sekolah bertanya dong. Jangankan dua minggu, tiga hari saja murid tidak masuk sekolah pastinya kan pihak sekolah akan bertanya ke orang tua murid atau berkunjung kerumah tapi ini tidak, tidak ada yang bertanya dan tidak ada yang datang,” ujar Endang.
Pihak SMKN 9 ketika dikonfirmasi mengatakan pihaknya hari ini baru membuat surat kunjungan dan menunggu tanda tangan kepala sekolah untuk mendatangi kediaman MR.
“Tadi saya ketemu guru BK (Bimbingan Konseling) sedang menyiapkan surat untuk kunjungan ke rumah MR untuk melihat secara langsung dan menanyakan alasan tidak masuk sekolah,” jelas Kristianto, guru SMKN 9 yang mewakili Kepala Sekolah yang kebetulan tidak ada di sekolah, Senin 15 September 2025.
Dandy Ibrahim