Bisnis  

Gojek Berkukuh Turunkan Insentif 50 Persen

Demo pengemudi Gojek di Bundaran Tugu Adiipura Bandarlampung, Kamis, 5 Agustus 2019.
Demo pengemudi Gojek di Bundaran Tugu Adiipura Bandarlampung, Kamis, 5 Agustus 2019.
Bagikan/Suka/Tweet:

TERASLAMPUNG.COM — Manajemen Gojek tetap berkukuh menolak mengembalikan insentif yang sejak 2 September 2019 diturunkan 50 persen. Alasanya, penurunan insentif tersebut untuk menjalankan Permenhub No. 12 dan Kepmenhub 348 tahun 2019.

“Kedua aturan itu menjadi dasar hukum yang mengatur tarif dasar tarif minimum ojek online. Ketika tarif ini sudah disesuaikan kami mengikuti penyeragaman tarif yang sudah diberikan pemerintah. Kami harus menaikkan, meningkatkan tarif yang sudah berlaku ke tarif yang baru. Dan ini sudah kami lakukan sejak 2 September 2019,” jelas Head of Regional Corporates Affairs Gojek Teuku Parvinanda kepada awak media, di Bandarlampung, Kamis 5 September 2019.

Menurut Teuku Parvinanda, saat tarif ojek online (ojol) dinaikkan pihaknya harus menjaga “ekosistem” Gojek yang menurutnya berbeda dibandingkan tahun 2010.

“Gojek yang sekarang bukan Gojek yang tahun 2010. Gojek sekarang memiliki 21 layanannya, oleh sebab itu kami namakan ‘ekosistem’. Ada banyak orang yang mencari nafkah di situ, bukan hanya mitra driver ada UMKM yang jumlahnya mencapai 400 ribu orang se-Indonesia,” katanya.

Sejak tanggal 2 September 2019 Gojek mengeluarkan kebijakan pemotongan insentif yang semula tutup poin (tupo) 30 mendapat bonus Rp160 ribu menjadi Rp80 ribu.

Menurut Teuku Parvinanda kebijakan ini sudah disosilisasikan ke mitranya melalui program kopdar. Selain itu dengan telah dinaikan tarifnya pendapatan pokok mitra driver mengalami peningkatan.

“Ketika tarif sudah ditingkatkan kami punya konsekuensi untuk bisa menyesuaikan insentif. Pendapatan mitra driver dibagi dua, pertama tarif yang kedua insentif. Tarif itu pendapatan pokok dari order setiap harinya ketika tarif sudah dinaikan justru driver pendapatan pokoknya meningkat logikanya kan begitu,” jelasnya.

“Sedangkan insentif itu bonus tambahan untuk memberikan penghargaan atas order yang mereka lakukan dan insentif ini bukan satu-satunya prioritas kami dalam menjaga keberlangsungan pendapatan mitra. Kalau tarif sudah naik, insentifnya tidak mengalami penyesuaian tentunya kami akan mengalami kesulitan,”ujar Teuku Parvinanda.

Berdasarkan pantauan teraslampung.com,  hingga Kamis malam  tidak terlihat mitra driver Gojek yang berada di jalanan. Kemungkinannya mereka masih melakukan offbeat atau mogok masal hingga tuntutan mereka insentif dikembalikan seperti semula.

Dandy Ibrahim