Polda Lampung Ringkus Pembuat Uang Palsu, BB Upal Rp11 Juta Diamankan

HS (kanan,berbaju tahana) dihadirkan Polda Lampung dalam ekspos pengungkapan kasus uang palsu, Rabu (16/10/2019).
HS (kanan,berbaju tahana) dihadirkan Polda Lampung dalam ekspos pengungkapan kasus uang palsu, Rabu (16/10/2019).
Bagikan/Suka/Tweet:

TERASLAMPUNG.COM — Polda Lampung menangkap HS (30), warga Dusun Talangbesar, Desa Gedonggumanti, Kecamatan Tegineneng, Sabtu, 12 Oktober 2019. HS ditangkap di rumah kontrakannya karena membuat uang palsu (upal).  Dari tersangka polisi mengamakan uang palsu sekitar Rp11 jutaan,mesin foto kopi, dan tinta prin.

“Telah diamankan 88 lembar ung pecahn Rp 100 ribu dan 44 lembar pecahan Rp50 ribuan. Keberadaan tersangka diperoleh dari hasil pendalaman dan dia selalu berpindah pindah,” kata Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Lampung, Kombes M. Barly Ramadhani, dalam konferensi pers Polda Lampung , Rabu (16/10/2019).

Motif awalnya masih dilakukan pendalaman. Tersangka menggunakan uangnya untuk membayar hutang kepada rentenir guna biaya hidup.

Tersangka HS mengaku membuat uang palsu secara otodidak dengan melihat dari kanal Youtube.

“Saya baru pertama kali ini buat uang palsu karena terdesak bayar hutang sama rentenir.saya bayar hutang sekitar Rp20 jutaan lebih. Separuhnya saya bayar pake uang asli dan separuh lagi uang palsu . Sekitar Rp 11 juta uang asli dan Rp 11 juta uang palsu,” ujar jebolan SMK ini.

Karena terlilit hutang sekitar Rp20 jutaan kepada rentenir, akhirnya dia punya inisiatif mencetak uang palsu. Untuk itu, ia belajar dari Youtube.

Uang dicetak dengan mesin printer yang dibeli tersangka. Meski uang dicetak dengan nomor seri yang berbeda, tetapi nampak jelas kualitas uang palsu kurang bagus.

Sementara itu, Sutono dari Bank Indonesia cabang Lampung mengatakan sebagai regulator, Bank Indonesia wajib memberikan edukasi ke seluruh masyarakat di Lampung, mulai dari pasar – pasar tradisional , kelurahan, sekolah dan juga melalui televisi.

“Uang ini adalah uang tidak asli(uang plsu) dapat dilihat melalui metode 3D yakni dilihat, diraba dan diterawang . Dari kertasnya saja bisa dilihat bukan kualitas tinggi. Ini kertas biasa yang halus,” jelasnya.

Mas Alina Arifin