TERASLAMPUNG.COM — Ketika Nadiem Makarim diumumkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), banyak warga Indonesia yang kaget dan kurang percaya. Pasalnya, selama ini Nadiem Makarim lebih terkenal sebagai pengusaha dan bos Gojek.
Penasaran dengan latar belakang Nadiem, banyak warganet berburu jejak Nadiem. Dari sejumlah sumber akhirnya terkuaklah fakta bahwa kakek dan ayah Nadiem bukanlah pengusaha. Namun, mereka bukanlah orang sembarangan atau warga biasa saja. Kakek Nadiem adalah Hamid Al Gadri, salah satu orang penting Indonesia di masa perjuangan terutama pasca-kemerdekaan ketika Belanda hendak menjajah Indonesia lagi. Hamid adalah salah satu utusan Indonesia dalam perundingan dengan Belanda.
Sedangkan ayah Nadiem, Nono Anwar Makarim adalah seorang ahli hukum dan aktivis antikorupsi. Salah satu seri buku antikorupsi yang dieditori Nono Anwar Makarim adalah Mencuri Uang Rakyat.
Hingga kini banyak warganet yang tahu bahwa ternyata seluruh pendidikan menengah Nadiem diselesaikan di luar negeri. Namun, jarang terbuka ke publik bahwa pendidikan Nadiem saat SD adalah di sebuah sekolah Islam terkenal di bilangan Jakarta Selatan yang didirikan oleh mantan Kabulog Bustanil Arifin. Namanya SD Al-Izhar.
Dua foto lama Nadiem ketika duduk di bangku kelas 2 SD Al Izhar Pondok Labu, Jakarta Selatan diunggah guru Nadiem ketika SD, Yusup Oeblet di akun Facebooknya. Oeblet yang juga berprofesi sebagai seniman musik mengunggah foto itu pada 10 November 2019. Dalam unggahannya Yusuf Oeblet menulis: “Bos Go Jek waktu SD di samping Getar putra Alm pak Didi Petet”.
Di salah satu foto Nadiem kecil (1993) memakai seragam SD Al Izhar, rambutnya terlihat gondrong, dan sedang bermain dengan beberapa kawannya. Sedangkan di foto lain Nadiem memakai kaos olahraga dan sedang makan es bersama dua temannya.
Catatan Redaksi: Atas masukan dari SD Al Izhar, kami melakukan perbaikan tulisan ini pada Selasa, 3 Desember 2019 pukul 16.18 WIB. Sebelumnya pada paragraf keempat tertulis Bustanul Arifin. Yang benar adalah Bustanil Arifin.
Sebelumnya ada bagian kalimat “Kelas 2 SD Al Izhar Pondok Labu, Kebayoran, Jakarta Selatan”. Bagian kalimat itu kami perbaiki menjadi” “Kelas 2 SD Al Izhar Pondok Labu, Jakarta Selatan” karena SD Al Izhar memang tidak berlokasi di Kecamatan Kebayoran Baru. Dengan demikian kesalahan data telah kami perbaiki. Terima kasih.
Redaksi
