Ketua STIE Gentiaras Hanya Bisa Berdoa Saat Disekap Perampok di Mobil

Bagikan/Suka/Tweet:

Zainal Asikin/Teraslampung.com

Ketua STIE Gentiaras, Fransis Lydia Sumiati saat mengisahkan perampokan yang menimpa dirinya kepada Kapolresta Bandarlampung, Kombes Pol Hari Nugroho di ruang kerjanya, Senin (4/1/2016).

BANDARLAMPUNG – Biarawati dan sebagai ketua di STIE Gentiaras, Fransis Lydia Sumiati (58), korban perampokan modus pintu goyang, menyambangi Mapolresta Bandarlampung, Senin (4/1/2016).

Saat di ruang kerja Kapolresta Bandarlampung dan di hadapan Kapolresta Kombes Kombes Pol Hari Nugroho dan Kasat Reskrim Kompol Dery Agung Wijaya, Lydia mengisahkan kejadian perampokan yang menimpa dirinya pada Jumat (5/6/2015) lalu. (Baca: Polresta Bandarlampung Selidiki Kasus Perampkan Ketua STIE Gentiaras)

Lydia mengatakan, sebelum terjadinya perampokan yang menimpa dirinya, ketika itu ia sedang berjalan kaki akan pergi menuju ke tempatnya bekerja di Kampus Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Gentiaras di Jalan Purnawiran, sekitar pukul 07.30 WIB.

“Saat berada dijalan, ada salah satu mobil jenis mini bus didalamnya ditumpangi tersangka Nanang dan Lukman yang menghampiri saya,”kata Lydia dihadapan awak media, Senin (4/1/2016).

Para tersangka, kata Lydia, menanyakan alamat Jalan Ratu kepada dirinya. Ia memberitahukan alamat tersebut, bahwa ada di depan. Namun, kedua tersangka meminta dirinya untuk mengantarkan ke alamat yang dituju dengan memasksa masuk mobil.

“Karena alamat yang ditanyakan ini satu arah, saya naik ke mobil tersangka. Ketika sampai didepan Kampus STIE Gentiaras, saya minta untuk turun dari mobil dan mobil berhenti,”ucapnya.

(Baca: Komplotan Peampok Bermodus Pintu Goyang Ditembak Polisi)

Pada saat ingin membuka pintu mobil, lanjut Lydia, ternyata pintu dalam keadaan terkunci. Kemudian ia berusaha untuk membuka pintu itu namun tidak berhasil, tiba-tiba salah satu tersangka langsung memukuli dirinya.

“Satu orang pelaku memukuli wajah saya sampai berkali-kali, hingga akhirnya mata saya tidak bisa melihat karena pandangannya terus kabur. Pelaku juga sempat bilang mau membunuh dan menembaknya,”ujarnya.

Lydia mengaku pada saat berada di dalam mobil, ia hanya bisa pasrah dan berdoa saja agar bisa selamat dan segera diturunkan dari mobil para pelaku perampok. Para pelaku, mengambil cincin dan uang tunai puluhan juta rupiah. Uang tersebut, rencanaya untuk biaya bayar kuliah dosen dan milik mahasiswa.

“Saya hanya merasa takut kalau saya sampai diperkosa sama para pelaku ini, sebab saat itu badan saya posisinya ditindih dengan pelaku. Jadi saya hanya bisa berdoa saja, agar tidak terjadi apa-apa,”ungkapnya.

Ketika berada di tempat sepi, para tersangka menurunkan dirinya. Sebelum diturunkan, pelaku yang memukuli dirinya berganti posisi dengan pelaku yang mengemudikan mobil. Lalu pelaku yang mengemudikan mobil itu, menurunkannya ditempat yang tidak ia ketahui di mana tempat tersebut.

“Saat itu kondisinya juga hujan dan agak deras hujannya, saya sempat berjalan sempoyongan sampai beberapa meter untuk meminta pertolongan warga,”kata Lydia.

Bermodus Pintu Goyang, Kompltan Luki Sudajh 15 Kali Merampok di Bandarlampung

Hingga akhirnya, ia tiba disalah satu rumah warga yang ada warungnya. Ditempat itu keluar salah seorang perempuan, ketika melihat dirinya perempuan itu kaget karena baju yang dipakainya dipenuhi darah akibat luka dari bagian wajahnya.

Menurutnyan, beruntungnya saat meminta pertolongan dengan warga itu, ia mengingat salah satu nomor telepon milik temannya yang berada di Kampus STIE Gentiaras. Lalu perempuan itu, memberitahukan kondisi dirinya kepada temannya tersebut.

“Setelah dihubungi, selang taklama kemudian teman saya datang lalu membawa saya ke Rumah Sakit untuk mengobati luka di mata saya,”terangnya.