Keanehan dalam Program Dinas Kesehatan Lampura yang Diduga Bermasalah

Kantor Dinas Kesehatan Lampung Utara
Bagikan/Suka/Tweet:

Feaby|Teraslampung.com

Kotabumi — Program ‎pengembangan media promosi dan informasi sadar ‎hidup sehat di Dinas Kesehatan Lampung Utara yang menyedot anggaran hingga ratusan juta pada tahun 2017 silam ditengarai bermasalah. Lucunya, antara Kadis Kesehatan dengan bawahannya terkesan saling pingpong ketika wartawan mencoba untuk melakukan konfirmasi.

Sejumlah media menengarai program dua tahun silam itu bermasalah karena antara tujuan dan realisasi dari program itu bak jauh panggang daripada api. Meskipun nama programnya adalah “pengembangan media promosi dan informasi hidup sehat”, tetapi banyak wartawan atau media di Lampung Utara yang mengetahui program tersebut. Padahal, tujuan dari program ini ialah tercapainya penyebaran informasi sadar hidup melalui media kepada seluruh warga desa/kelurahan.

Kepala Dinas Kesehatan Lampung Utara, Maya Metissa, baru – baru ini awalnya membenarkan bahwa kegiatan ini memang ada dan telah dilaksanakan. Sayangnya, ia mengaku kurang begitu mengetahui berapa total anggaran berikut berapa lama kegiatan ini bekerja sama dengan media massa.

“Ada (publikasi di media massa). (Tapi, berapa lamanya, saya) enggak tahu,” kelitnya.

Maya berdalih bahwa yang menguasai kegiatan ini ialah bawahannya yang ‎mengurusi program atau kegiatan tersebut. Sebab, rencana kegiatan dan anggaran (RKA) dari kegiatan ini dipegang oleh bidang yang menanganinya.

“Makanya saya enggak pas (untuk menjawab ini). Kan mereka (Kepala Bidang) yang menguasainya di bidang RKA-nya masing – masing kegiatan,” ‎kata dia.

Pengakuan Kadis Kesehatan itu mengesankan ada saling lempar tanggung jawab terkait pertanggungjawaban program yang diduga bermasalah tersebut. Indikasinya, ketika media ini bersama beberapa media lain menanyakan bawahan Kadis, jawabannya justru lain: (seolah-olah) hanya Kadis Kesehatan yang bisa memberikan penjelasan.

Hal itu tentu aneh. Sebab, Kadis Kesehatan Lampung Utara Maya Metissa mengaku yang menguasai kegiatan tersebut adalah bawahannya.