Opini  

Membangun Karakter Siswa dengan Kesenian

Bagikan/Suka/Tweet:

Oleh: Christian Heru Cahyo Saputro*

Pendidikan merupakan upaya memanusiakan manusia, demikian buah pikir yang disampaikan pakar pendidikan Immanuel Kant. Yang membedakan manusia dengan mahluk lain, tentunya selain punya nalar juga punya perasaan.

Bapak Pendidikan Indonesia Ki Hadjar Dewantara juga pernah menyampaikan pemikirannya, kalau pendidikan tidak saja mengembangkan kemampuan berpikir, tetapi juga mengembangkan rasa. Untuk itulah pendidikan di Indonesia diarahkan untuk membentuk manusia seutuhnya. Kemampuan siswa perlu dikembangkan, tidak hanya di bidang akademik, keagamaan , olahraga tapi juga di bidang seni.

Kita ketahui dalam pendidikan terangkum unsur pengetahuan (knowledge), keterampilan (skill), dan sikap(attitude) yang terpadu dalam kreativitas dan kepribadian siswa.
Dalam kaitan itu, siswa sebagai generasi penerus bangsa harus memiliki bekal pendidikan kognitif, afektif, dan motorik yang selaras dan seimbang.

Sebagai bagian dari pembentukan budi pekerti, pendidikan dapat memberi kontribusi besar terhadap pembentukan jati diri, sikap, dan mental terpuji yang berakar dari nilai-nilai budaya bangsa.
Kesenian dalam Pendidikan

Kesenian sebagai salah satu unsur kebudayaan diyakini bisa untuk mengembangkan rasa, kreativitas dan imajinasi siswa. Selain itu, kesenian merupakan pendorong pertumbuhan dan pengembangan berbagai bidang kehidupan.

Sebagai bagian dari kebudayaan, baik elemen pendidikan maupun bahasa, memiliki peran strategis sebagai media komunikasi dalam menyuarakan makna kehidupan.

Apabila kedua aspek budaya tersebut diberdayakan demikan rupa secara terus-menerus dan berkesinambungan, hal itu akan berdampak signifikan bagi kehidupan berbangsa dan bernegara.
Dalam hubungan ini, pemanfaatan kebudayaan secara selektif akan membawa kesejahteraan bagi masyarakat melalui pemberdayaan ekonomi kreatif.

Kesenian dengan segala bentuk dan ragamnya merupakan wahana bagi manusia untuk mengekspresikan diri sesuai dengan tuntutan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Dengan menyemarakkan kegiatan berkesenian dalam dunia pendidikan, siswa akan mampu mengasah kepekaan hati dan nuraninya yang pada gilirannya kelak dapat memperhalus budi pekerti dan tingkah lakunya.

Festival Lomba Seni Siswa

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Republik Indonesia memandang penting dan perlu untuk menyelenggarakan aktivitas kesenian untuk mewadahi ekspresi dan kreativitas siswa.

Sudah sejak tahun 2008 lalu, dalam upaya pemberian ruang bagi kreativitas dan potensi siswa di bidang seni, Kemendikbud RI menggelar Festival Lomba Seni Siswa Nasional (FLS2N) yang merupakan jang pemanduan bakat dan prestasi siswa.

Penyelenggaraan FLS2N ini juga dimaksudkan menjadi bagian dari pengembangan dan penguatan karakter siswa dalam mewujudkan Nawacita di bidang pembangunan karakter bangsa.
FLS2N bertujuan untuk menggali dan melestarikan seni dan budaya bangsa Indonesia yang tersebar di 34 provinsi di seluruh wilayah NKRI. FLS2N juga merupakan ajang untuk membina dan meningatkan kreativitas siswa dalam bidang seni, menanamkan dan membina apresiasi seni khususnya terhadap nilai-nilai tradisi yang berakar pada budaya bangsa. Selain itu, FLS2N juga untuk mengembangkan sikap kompetitif dalam diri siswa yang berwawasan global.

Kegiatan FLS2N ini pertamakali ditaja di Bandung, Jawa Barat. Selanjutnya, ajang pemanduan bakat dan prestasi siswa dalam seni dari tingkat SD, SMP, SMA dan SMK ini dilaksanakan dari tingkat kecamatan hingga nasional. Sedangkan puncak FLS2N secara nasional selama ini dilaksanakan di berbagai kota secara bergantian. FLS2N menggelar kompetisi tak kurang dari 25 jenis lomba dari tujuh kelompok seni, yaitu seni suara, seni musik, seni tari, seni lukis, seni kriya, seni teater dan seni sastra.

Gelanggang FLS2N ini diharapkan dapat menggairahkan potensi dan talenta peserta didik sebagai warga masyarakat yang memperlihatkan prestasi karya, sekaligus kebanggaan bagi dunia pendidikan dan muara akhirnya tentu untuk bangsa Indonesia.

Lewat gelaran FLS2N ini para siswa diharapkan dapat saling memahami dan menghargai kekayaan budaya yang dimiliki bangsa Indonesia. Siswa juga diharapkan dapat membangun solidaritas antarsiswa, dan membangun kehidupan harmoni dalam ikatan Bhinneka Tunggal Ika.

Berkelanjutan

Kegiatan berkesenian dalam dunia pendidikan harus terus dilaksanakan. Demikian juga dengan program FLS2N, diharapkan terus bergulir. Para siswa wajib kita dukung sebagai penghargaan terhadap kreativitas seni dan budaya, sehingga mereka akan tambah mencintai dan bangga terhadap kesenian dan budaya yang kita miliki generasi yang handal di bidang seni.

FLS2N untuk menerapkan semangat integritas dan meritokrasi. Dengan semangat tersebut, Mendikbud meyakini para peserta dapat menjadi kebanggaan bangsa masuk pada festival dan lomba tingkat internasional.

Diharapkan juga peserta FLS2N dengan perolehan prestasinya juga bisa menginpirasi siswa lainnya untuk berkesenian, mencintai dan mengapresiasi kesenian yang merupakan bagian budaya bangsanya.

Dengan berkesenian siswa akan mampu mengasah kepekaan hati yang dapat memperhalus budi pekerti dan tingkah laku, serta rasa empati. Sehingga cita-cita pendidikan untuk menghasilkan manusia Indonesia yang berkarakter tak hanya jadi isapan jempol belaka.***

* Pemerhati Pendidikan dan Penggiat Seni tinggal di Bandar Lampung